artikelkesehatan99.com -Tantrum adalah perilaku emosional yang sering terlihat pada anak-anak dan bayi, di mana mereka mengekspresikan rasa frustasi, marah, atau kecewa dengan cara yang intens dan terkadang tidak terkontrol. Pada saat tantrum, anak bisa menangis, berteriak, meronta-ronta, atau bahkan melempar benda-benda di sekitarnya. Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak yang belum sepenuhnya mengembangkan kemampuan untuk mengendalikan emosi mereka. Mereka mungkin merasa frustrasi atau kecewa karena tidak dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan mereka, atau karena merasa tidak dihargai atau dipahami.
Tantrum juga bisa terjadi ketika anak merasa lelah, lapar, atau merasa tidak nyaman secara fisik. Dalam beberapa kasus, tantrum juga dapat terjadi pada orang dewasa, meskipun perilakunya mungkin sedikit berbeda. Orang dewasa yang mengalami tantrum mungkin juga menunjukkan tanda-tanda kehilangan kendali emosi, seperti berteriak, mengamuk, atau merusak benda-benda di sekitarnya. Hal ini biasanya terjadi ketika seseorang merasa sangat marah atau frustasi dan tidak dapat mengendalikan emosinya dengan baik. Simak berikut dibawah ini tanda dan cara atasi anak tantrum
Tanda & Cara Atasi Anak Tantrum
Tanda-tanda bahwa seorang anak sedang mengalami tantrum antara lain:
- Menangis atau merengek secara terus-menerus
- Meronta-ronta, bergerak atau berputar-putar dengan cepat
- Mengangkat suara, berteriak atau bahkan berteriak-teriak
- Menolak diarahkan atau diajak bicara
- Melempar atau merusak benda-benda di sekitarnya
- Menarik diri atau melarikan diri dari situasi yang memicu emosi negatif
- Menunjukkan tanda-tanda marah, frustrasi, atau kecewa dengan perilaku yang tidak sesuai dengan usia atau situasi tertentu.
Tantrum biasanya terjadi ketika anak merasa tidak dapat mengontrol keadaan atau tidak mendapatkan apa yang diinginkan, atau merasa kesulitan dalam mengekspresikan perasaan atau kebutuhan mereka. Tantrum pada anak dapat menjadi hal yang normal terjadi, terutama pada usia 1 hingga 3 tahun, karena anak sedang mengalami masa-masa perkembangan emosi dan sosialnya. Namun, jika tantrum berlangsung terus-menerus atau terjadi pada anak yang lebih besar usianya, maka perlu diperhatikan dan mungkin perlu konsultasi dengan ahli kesehatan atau psikolog anak untuk mengetahui penyebabnya dan bagaimana mengatasinya. Berikut adalah beberapa cara yang bisa membantu mengatasi tantrum pada anak :
- Tetap tenang dan sabar – Saat anak mengalami tantrum, cobalah untuk tetap tenang dan sabar. Hindari memperburuk situasi dengan reaksi yang emosional atau marah. Jangan memperhatikan tantrum, memberikan perhatian yang berlebihan pada anak saat tantrum justru bisa memperpanjang perilaku tersebut. Cobalah untuk mengabaikan perilaku tantrum dan biarkan anak melampiaskan emosinya sendiri. Berikan alternatif, cobalah untuk menawarkan alternatif atau opsi lain yang dapat memuaskan kebutuhan anak dengan cara yang lebih baik atau lebih aman.
- Komunikasi yang baik – Cobalah untuk berbicara dengan anak secara efektif dan empatik. Jangan menyerang anak, tapi tunjukkan bahwa Anda memahami perasaannya dan bersedia membantu menyelesaikan masalah. Beri dukungan dan perhatian, anak yang merasa tidak dicintai atau diabaikan cenderung lebih rentan terhadap tantrum. Jadi, pastikan bahwa anak merasa diperhatikan dan dicintai dengan memberikan waktu khusus untuk bermain dan berinteraksi bersama.
- Terapkan batasan yang jelas – Anak-anak perlu memahami batasan dan aturan yang berlaku. Terapkan batasan yang jelas dan konsisten dalam perilaku anak sehari-hari untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadinya tantrum. Mengetahui kapan harus meminta bantuan, jika tantrum anak terus-menerus dan sulit untuk diatasi, jangan ragu untuk meminta bantuan dari ahli kesehatan atau psikolog anak.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap anak unik dan cara atasi anak tantrum paling efektif mungkin berbeda-beda tergantung pada kondisi dan kebutuhan anak. Tantrum pada anak adalah suatu hal yang umum terjadi dan wajar terjadi pada anak-anak di usia tertentu. Tantrum adalah tindakan ekspresif yang dilakukan anak ketika mereka merasa frustasi, kesal, atau kecewa karena kebutuhan atau keinginan mereka tidak terpenuhi. Anak-anak yang berusia antara 1 hingga 4 tahun biasanya lebih rentan mengalami tantrum karena mereka masih dalam tahap perkembangan dan belum dapat mengekspresikan emosi dengan kata-kata yang jelas. Selain itu, mereka juga masih dalam proses belajar mengontrol emosi dan perilaku mereka..