artikelkesehatan99.com – Keputihan dalam vagina adalah kondisi di mana terjadi keluarnya cairan dari vagina yang bisa terjadi pada wanita dalam berbagai fase kehidupan dan situasi. Ada beberapa jenis keputihan penting untuk disimak. Secara umum, keputihan dalam vagina adalah hal yang normal dan sehat, karena cairan tersebut membantu menjaga kebersihan vagina dan melindungi organ reproduksi dari infeksi. Namun, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah, warna, konsistensi, atau bau keputihan, yang bisa menandakan adanya perubahan dalam kondisi vagina. Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi keputihan dalam vagina bisa segera anda simak dibawah ini!
Apa Saja Faktor Keputihan?
1. Siklus Menstruasi: Keputihan yang berubah-ubah dapat terjadi seiring dengan perubahan hormon dalam siklus menstruasi. Misalnya, sebelum ovulasi (pelepasan sel telur), keputihan mungkin lebih bening dan licin, sedangkan setelah ovulasi mungkin menjadi lebih kental dan berwarna putih atau keruh.
2. Kehamilan: Selama kehamilan, produksi keputihan dalam vagina bisa meningkat karena perubahan hormon dalam tubuh. Keputihan pada kehamilan biasanya lebih sering terjadi dan mungkin memiliki konsistensi yang lebih kental.
3. Infeksi: Keputihan yang tidak normal dapat menjadi tanda adanya infeksi vagina, seperti infeksi jamur (kandidiasis), bakteri (bakteri vaginosis), atau infeksi menular seksual (IMS). Keputihan abnormal biasanya disertai dengan gejala seperti bau yang tidak sedap, gatal, iritasi, atau perubahan warna dan konsistensi keputihan.
4. Penggunaan Obat-obatan atau Produk Kebersihan: Beberapa obat-obatan, seperti antibiotik, atau produk kebersihan intim yang mengandung bahan kimia atau pewangi tertentu, dapat mempengaruhi keseimbangan bakteri di vagina dan menyebabkan perubahan dalam keputihan.
Apa Saja Jenis Keputihan & Cara Atasinya?
Ada beberapa jenis keputihan dalam vagina yang bisa terjadi pada wanita. Berikut adalah beberapa jenis keputihan yang umum:
- Keputihan Normal: Keputihan normal adalah keputihan yang terjadi secara alami sebagai bagian dari siklus menstruasi dan tidak menunjukkan adanya masalah kesehatan. Keputihan normal biasanya berwarna bening atau putih susu, memiliki tekstur licin atau kental seperti putih telur, dan tidak disertai dengan bau yang tidak sedap atau gejala lainnya.
- Keputihan yang Disebabkan oleh Infeksi Jamur: Infeksi jamur, juga dikenal sebagai kandidiasis vagina, adalah salah satu penyebab umum keputihan pada wanita. Keputihan ini biasanya berwarna putih atau kekuningan, memiliki tekstur yang kental dan seperti keju cottage, serta disertai dengan gatal, kemerahan, dan sensasi terbakar di area vagina.
- Keputihan yang Disebabkan oleh Bakteri: Infeksi bakteri vaginosis adalah kondisi di mana keseimbangan bakteri dalam vagina terganggu. Keputihan yang disebabkan oleh bakteri vaginosis biasanya berwarna abu-abu atau kehijauan, memiliki aroma yang amis atau berbau ikan yang kuat, dan sering disertai dengan gatal, perih, atau bau yang tidak sedap saat berkencan.
- Keputihan yang Disebabkan oleh Infeksi Menular Seksual (IMS): Beberapa infeksi menular seksual, seperti klamidia, gonore, atau trichomoniasis, dapat menyebabkan perubahan pada keputihan. Keputihan akibat IMS biasanya berwarna kuning, hijau, atau coklat, memiliki bau yang tidak sedap, dan sering disertai dengan gejala lain seperti gatal, perih, atau nyeri saat buang air kecil.
- Keputihan yang Disebabkan oleh Iritasi atau Alergi: Penggunaan produk kebersihan yang mengandung bahan kimia, alergi terhadap bahan tertentu, atau iritasi akibat sabun, deterjen, atau kondom tertentu dapat menyebabkan keputihan. Keputihan ini mungkin berwarna putih atau kekuningan, memiliki tekstur yang encer atau berbusa, dan disertai dengan gatal atau perih..
Untuk mengatasi jenis keputihan, langkah-langkah berikut dapat membantu:
- Pertahankan Kebersihan yang Baik: Membersihkan area genital secara teratur dengan air hangat dan sabun yang lembut. Hindari penggunaan sabun atau produk kebersihan yang keras atau beraroma kuat, karena dapat mengganggu keseimbangan alami flora vagina.
- Gunakan Pakaian yang Longgar dan Bernapas: Kenakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat dan hindari penggunaan pakaian ketat atau sintetis yang dapat menyebabkan penumpukan kelembaban dan iritasi di area genital.
- Hindari Penggunaan Produk Kimia yang Mengiritasi: Hindari penggunaan produk yang mengandung bahan kimia keras atau pewangi yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi di area genital. Ini termasuk douching, produk pewangi kewanitaan, atau pengharum toilet.